BERGURU DI RUMAH INSPIRASI CEMPLUK

omah ngopi

Foto 1 : Omah Ngopi Cempluk

Bagi para penikmat Kopi, nongkrong di warung kopi itu sudah biasa namun kali ini kalau nongkrong bukan hanya sekedar menikmati kopi saja, karena ada hal unik dan sangat menarik yang berbeda. Adanya cuman di Omah Ngopi Cempluk, salah satu warung coffe yang dapat kita kunjungi ditengah kampung tepatnya persis di jalan raya Dieng atas, Desa Kalisongo kecamatan Dau kabupaten Malang

Tempat ngopi yang satu ini agak berbeda karena saat kita berkunjung kesana, kita bisa menyerap ilmu dari berbagai bidang salah satunya adalah musik. Tepat di malam jumat tanggal 12 januari kemarin, ada tamu istimewah Andhika Riptayudha Nugroho salah satu ahli bahasa musik yang berbagi ilmunya tentang macam-macam musik secara gratis, mulai dari musik Keroncong hingga Dangdut dan masih banyak lagi para pelaku seni yang bisa kita jumpa disana hingga para pencetus lahirnya Kampung Cempluk, Redy Eko Prastyo dan kawan-kawan, yang pastinya dalam sebulan itu ada dua kali agenda rutin namanya Sinau’in kampung.

Nah sebenarnya Omah ngopi ini, ada di kampung Cempluk, kampung yang logonya berupa lampu Pelita. Kampung Cempluk ini jadi embrio lahirnya jaringan kampung Nusantara yang penuh lumbung ide dan Inspirasi bagi generasi jaman now untuk mencintai kampungnya sendiri. Mengapa disebut kampung Cempluk, karena semenjak jaman dahulu masyarakat di kampung ini masih menggunakan lampu Pelita sebagai penerangan yang dalam bahasa Jawa adalah Cempluk, sehingga jadi ikon kampung ini.

Ketika ingin belajar tentang kampung, kita bisa datang disaat masyarakat adakan Festival kampung yang diadakan setiap tahun di bulan September selama satu minggu, disini kita bisa menyaksikan secara langsung semua kegiatan dan aktifitas sosial yang di kemas secara traditional.

suasana

Festival kampung Cempluk yang diadakan setiap tahun, hinggakini festival yang ke Tujuh (foto: Internet)

Jadi ketika ritual tahunan ini diadakan kita bisa habiskan waktu liburan disana sambil menikmati musik-musik traditional dari berbagai daerah, pagelaran dan seni pertunjukan  traditisional lainnya serta jajanan kuliner traditional, dan untuk buah tangan sebagai kenangan kita bisa membeli cinderamata disepanjang gang, seperti tas etnik, topeng, lukisan, aneka jenis tanaman, ukiran patung, miniatur dan souvenir lainnya dengan harga yang murah meriah. Ada juga keunikan di kampung wisata ini, masyarakat secara kompak tidak menggunakan arus listrik selama semalam untuk menghemat listrik sehingga kampung diteranggi lampu Pelita yang sudah disiapkan.

 

 

pertunujukan

berbagai Jenis pertunjukan seni musik traditonal. (foto: Festival ke 5)

diskusi

Agenda sinau’ing Kampung di Cempluk 12 januari 2018 kemarin bersama ahli bahasa musik Andhika Riptayudha Nughroho sebagai pemateri. (foto: Dok.pribadi)

 

 

 

kontributor penulis geliat kampung:

Lopes ( Joung Timor )

Pin It