Warga kampung Cempluk tergolong warga yang kreatif. Mereka sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh warga desa, mulai dari festival-festival seperti Sumberjo Tempo Dulu, Kampung Cempluk Festival, sampai dengan acara bersih-bersih desa dan bersih-bersih dusun. Acara selamatan desa juga diadakan tahunan setiap tanggal 27 Oktober di Balai Desa Cempluk.
Di antara kegiatan-kegiatan tersebut, Kampung Cempluk Festival adalah kegiatan terbesar yang diadakan oleh komunitas ini. Festival ini merupakan bentuk ekspresi berbagai komunitas seni yang ada di kampung Cempluk, seperti komunitas Ande-ande Lumut (seni kontemporer kombinasi ketoprak, ludruk, mocopatan, dan parikan), komunitas Singo Budoyo (kesenian tari), sampai dengan komunitas jaran kepang dan angklung. Pak Priyo Sidhy dan Pak Redy Prasetyo merupakan dua orang yang mula-mula menggagas pembentukan Komunitas Kampung Cempluk untuk mempererat hubungan di antara komunitas-komunitas seni tersebut.
Tidak lama setelah Komunitas Kampung Cempluk dibentuk, mereka mengadakan Kampung Cempluk Festival yang pertama kali pada tahun 2010. Penyelenggara festival mengatakan bahwa besar harapan warga untuk bisa menjadikan kampung Cempluk sebagai kampung budaya yang bisa menjadi salah satu lokasi wisata berpotensi di kota Malang. Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2010, festival ini terus menuang kesuksesan sehingga terus dilanjutkan sampai dengan tahun ini. Biasanya lamanya festival adalah seminggu. Bapak Priyo Sidhy, ketua panitia Kampung Cempluk Festival 2013, mengatakan bahwa festival ini diselenggarakan untuk menyampaikan hasil karya para seniman seperti seni tari, seni musik, dan seni lukis. Menurut beliau, seniman adalah seorang pahlawan, karena seniman menghasilkan sebuah karya yang menginspirasi banyak orang. Festival ini juga diharapkan dapat memupuk rasa “Bhinneka Tunggal Ika” masyarakat kota Malang dan sekitarnya. Bagi penduduk kampung Cempluk sendiri, festival ini dapat menjadi wadah bagi mereka untuk mencari penghasilan tambahan selama waktu festival. Banyak penduduk kampung yang merasa bahwa mereka tidak mampu menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Melalui festival ini, penyelenggara berharap agar penduduk kampung Cempluk bisa lebih termotivasi.
Kampung Cempluk Festival tahun ini memiliki tema “Kampung sebagai Ruang Ketahanan Budaya”. Maksudnya adalah budaya sebagai perekat persatuan, sehingga tidak ada perbedaan etnis, suku bangsa, ras dan agama. Dengan memiliki visi dan misi yang kuat bukan berarti penyelenggara kampung tidak mengalami kesulitan dalam penyelenggaraan festival ini. Di tahunnya yang keempat, pemerintah setempat masih belum mengakui adanya festival budaya Kampung Cempluk, sehingga penyelenggara seringkali kesulitan dalam hal dana. Kedermawanan para donatur lah yang membuat penduduk kampung Cempluk terus bisa mengadakan festival ini empat tahun berturut-turut.

> Jaringan Sosial
Jaringan sosial antar warga kampung Cempluk biasanya dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan kesenian dan budaya internal kampung yang melibatkan sanggar dan komunitas seni yang ada di kampung Cempluk. Kegiatan-kegiatan ini rutin dilakukan dengan tujuan untuk mempererat hubungan antar komunitas seni, sekaligus memberikan edukasi dan hiburan bagi warga kampung.
Di sisi lain, Komunitas Kampung Cempluk juga sering melibatkan komunitas-komunitas lain di luar kampung, seperti Universitas Ma Chung, Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Negeri Malang. Mahasiswa dari universitas tersebut seringkali dilibatkan dalam pelaksanaan Kampung Cempluk Festival, baik menjadi panitia maupun menjadi pengisi acara. Pada pelaksanaan Kampung Cempluk Festival tahun ini, panitia juga mengajak Dwipantara Youth Orchestra untuk ambil bagian. Penyelenggara festival sendiri juga sering melakukan studi banding untuk menambah wawasan kegiatan-kegiatan serupa. Komunitas Kampung Cempluk juga mempunyai media sosial, berupa Facebook, yang dipergunakan sebagai bentuk promosi kegiatan yang mereka adakan.

>Sumber Potensi
Potensi yang paling terlihat dari Komunitas Kampung Cempluk adalah kreatifitas dan ketertarikan warga atas hal-hal baru. Warga kampung Cempluk adalah warga yang memiliki budaya gotong-royong yang kuat dan kreatifitas yang tinggi dalam mengadakan kegiatan-kegiatan kesenian. Kegiatan-kegiatan yang diadakan juga bukan hanya untuk hiburan belaka, melainkan sebagai bentuk edukasi yang bermanfaat. Pak Redy, salah satu penggagas dibentuknya Komunitas Kampung Cempluk, pernah menyatakan bahwa hal paling penting yang dibutuhkan oleh warga setempat adalah bantuan dalam hal pendidikan. Daerah ini sangat potensial untuk bisa dikembangkan sektor pendidikannya.