Ditengah dinginnya hembusan angin malam setelah hujan yang turun semenjak siang, Sabtu 16/11, Kampung Cempluk kembali membuktikan jatidirinya sebagai kampung budaya di Malang yang telah mendunia. Seorang musisi dari negeri paman Sam, Arrington de Dionyso sengaja datang menggelar konser “Malaikat dan Singa” di kampung Cempluk. Tak sendiri, dalam aksinya Arrington de Dionyso juga berkolaborasi dengan seniman lokal yakni grup Singo Budhoyo, grup seni Maju Jaran pimpinan bapak Sutak dan lebihnya lagi, Tebo Aumbara, seorang perupa tari dari Bali pun turut hadir melengkapi gelaran malam tadi. Seni bermusik Arrington de Dionyso sendiri sejatinya beraliran trance-punk, sebuah genre yang mengedepankan unsur kejiwaan dari penikmatnya. Unsur kejiwaan yang bebas berfantasi dan berhalusinasi melebihi yang bisa lakukan oleh sosok raga manusia dan akan membawa seseorang bisa menjadi seseorang yang lain didalamnya. Oleh karena itu musik-musik Arrington yang disajikan malam tadi bisa sangat menyatu dengan tampilan kolaborasi budaya lokal tradisional di Indonesia yang sarat dengan nuansa-nuansa mistis. Ditambah lagi dengan kemampuan Arrington dalam mengolah suara tenggorokan (harmonic throatsinging) seperti suara-suara geram, raungan, jerit dan gumam menjadi bunyi-bunyi harmonis yang enak untuk dinikmati. Bagi Arrington, ini adalah kali kedua kedatangannya ke Kampung Cempluk setelah sebelumnya pada tahun 2011 yang lalu. Grup Seni Singo Budhoyo mengawali acara malam tadi dengan mengajak Arrington naik bersama ke atas panggung. Acara berlanjut dengan kolaborasi Arrington bersama grup seni Maju Jaran, ada juga grup musik lokal Cempluk yakni Angklung Kirana yang sebagian anggotanya adalah anak-anak dan juga ibu-ibu, membawakan lagu rakyat ‘Dondong Opo Salak’ dan ‘Turi-Turi mBote’. Satu grup musik multikultur “Ethnicholic Project” juga sempat mengisi acara membawakan sebuah lagu, namun sayang, adanya masalah teknis (sound system) membuat tampilan mereka kurang bisa dinikmati dengan baik. Selanjutanya Tebo Aumbara, penari dari Bali hadir dengan Singa Cakrawala-nya masih dengan iringan musik dari Arrington. Di akhir, sebagai puncaknya tampil kolaborasi Arrington de Dionyso dengan grup Singo Budhoyo, bunyi, suara, gerak dan atraksi benar-benar menghangatkan malam yang dingin… (-MF-) Sumber: http://malangflash.com/?show=MLDexna2EIVA