SEMINAR HASIL PENELITIAN TESIS
Konstruksi Sosial Festival Budaya kepada Masyarakat melalui Pola Komunikasi Sosial dengan Pendekatan CMM (Coordinated Management of Meaning)
Redy Eko Prastyo
186120200111012
Abstrak
Masyarakat Indonesia kaya dengan berbagai macam jenis festival. Festival menarik untuk dikaji karena mempunyai banyak fungsi. Salah satunya, Festival mempunyai fungsi yang kuat dalam membangun komunikasi budaya. Kampung Cempluk memberi fenomena baru terhadap perkembangan komunikasi kelompok masyarakat kaum sub-urban. Komunikasi yang dibangun oleh masyarakat membentuk konstruksi sosial yang menarik untuk didalami setiap proses perubahannya dan diteliti keberlanjutan fenomenanya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis konstruksi makna hubungan antar pemuda dan warga Kampung Cempluk dalam rangka menarik pemuda untuk balik kampung, menganalisis pola komunikasi warga dengan mahasiswa sekitar Kampung Cempluk agar mau terlibat aktif dalam Festival Budaya Kampung Cempluk memelihara komunikasi antar warga dengan masyarakat sekitar Kampung Cempluk dalam mempertahankan Festival Budaya Kampung Cempluk di tengah perkembangan zaman dengan pendekatan CMM (Coordinated Management of Meaning). Manfaat adanya Festival kampung Cempluk terdiri dari manfaat pendidikan, sosial dan ekonomi untuk warga sekitar. Festival ini adalah wujud kebudayaan berupa komunikasi antar warga, wujud kebudayaan berupa Suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat sistem sosial dan wujud kebudayaan berupa benda-benda hasil karya manusia. Makna komunikasi pada festival terdiri dari level isi yaitu masyarakat bertingkah sinis terhadap aktor penggerak yang diketahui tidak terbuka terkait anggaran Kampung Cempluk. Level tindak tutur yaitu pada awal-awal Kampung Cempluk, peluang konversi tidak pada maknanya masih sangat rentan terjadi, mengingat stigma masih banyak berpengaruh di dalam setiap komunikasi yang terjadi, masyarakat setempat merasa apa yang mereka pikirkan atau lakukan sudah paling benar. Level episode yaitu aktor penggerak dan masyarakat setempat mungkin akan memiliki perbedaan dalam bagaimana keduanya menandai atau menekankan sebuah episode. Level hubungan yaitu aktor penggerak dan masyarakat setempat tidak membuang waktu membahas masalah-masalah dalam hubungan, kecuali jika keduanya merasakan pentingnya masa dengan terkait Festival Kampung Cempluk, dan Level naskah kehidupan yaitu relasi antara generasi muda dengan yang tua tidak begitu dekat atau bisa dibilang terdapat GAP antara generasi muda dan generasi tua. Komunikasi juga kurang antara generasi muda dan tua karena usia yang terpaut jauh dan masing-masing kesibukan dari generasi tua dan muda. CMM dalam hal ini sebagai teori penelitian mampu mengurai serta memetakan dinamika komunikasi di lintas personal masyarakat kampung cempluk, sehingga bisa memberikan pijakan atau solusi secara terukur sesuai dgn konteks keilmuan komunikasi.
