kampungcempluk.com. Selesai nya perhelatan hari raya kebudayaan kampung cempluk atau Festival Kampung Cempluk, bukan berarti geliat warga sumberjo ( kampung cempluk ) tidak ada aktifitas dan kemudian pasif. Dalam acara rembug kampung kemarin malam tanggal 6 oktober 2019,jam 19;30 wib, dimana isi dari rembug tersebut ada beberapa agenda diantaranya yaitu Pembubaran panitia tehnis KCF#9, Evaluasi serta presentasi draf design dari aktifitas Pasar Budaya di Rumah Budaya Kampung Cempluk. Malam itu juga dihadiri oleh para tokoh-tokoh masyarakat diantaranya Sesepuh Sumberjo Abah H. Budi,Ketua BPD desa Kalisongo Bapak. H. Solekhan.Bapak Heru Sis, Kepala Dusun Bapak Slamet Cia, Ketua Karang Taruna Dusun Hanafi, Ketua RW 1 Bapak Sutikno serta Bapak Supriyadi Ketua Rw 2 dan hadir juga ketua pelaksana dan tim panitia Septie Rizqy dari Arkatara RW 2, Komandan LINMAS Bapak Witono, serta seluruh Ketua-ketua RT di RW 2 dusun Sumberjo Desa Kalisongo kecamatan Dau Kabupaten Malang.
Poin menarik dalam acara rembug kampung tersebut,terjadi komunikasi yang produktif yang terjalin sangat luar biasa,bagaimana interaksi saling silang ide mengalir dari para elemen masyarakat mulai dari evaluasi pelaksanaan sampai dengan persiapan kedepan Satu Dasawarsa Kampung Cempluk Festival yang harus di siapkan dengan aktifitas reguler di masyarakat sumberjo.
Ada Usulan menarik yang di lontarkan oleh Bapak Sukmono salah satu tokoh masyarakat di RT 1 RW 2, bagaimana kedepan Kampung Cempluk punya Buku pegangan tehnis dalam pelaksanaan KCF yang sudah menjadi agenda tahunan kampung cempluk ini,misal terkait tata kelola manajemen panggung,tata kelola niaga yang di representasi stand dagangan warga, Tata kelola bagaimana atmospher atau suasana gelaran KCF tetap terasa sesuai konsep, Jika kedepan ada buku panduan sekaligus SOP ( standart operation prosedure ) maka akan memudahkan untuk menerjemahkan secara tehnis pada kaderisasi muda berikutnya serta para volunter dari mahasiswa ,karang taruna di dusun-dusun yang lain.
Dalam hal ini Ketua Komunitas Redy Eko Prastyo.S.Psi juga memaparkan tentang design tahun ke 10 KCF ini,dengan dimulai dari pembuatan Pasar Budaya yang tentunya perlu disiapkan agar Rumah Budaya Kampung Cempluk bagaimana caranya bisa berdiri dan terealisasi. Pada Satu Dasawarsa Kampung Cempluk Festival juga akan merilis sebuah Buku tentang bagaimana perjalanan KCF dari tahun 1-9 ini, dan nanti harapannya kontributor atau penulisnya dari semua lapisan warga sumberjo yang selama ini ikut berproses dalam geliat hari raya kebudayaan kampung ini.
Metode tehnis dari Penulisan buku SATU DASAWARSA KAMPUNG CEMPLUK FESTIVAL ini akan kolaborasi dengan jurusan Sosiologi Universitas Brawijaya, bagaimana nanti para Mahasiswa UB tersebut akan turun ke lapangan ,akan membuat semacam pancingan pertanyaan pada masyarakat dari hasil wawancara ini,nanti akan dibuat TIM PENULIS untuk menata redaksionalnya. Hal ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Brawijaya Bagaimana mensinergikan peran KAMPUNG LINGKAR KAMPUS berupa kontribusi dalam aspek narasi serta penguatan sumber daya manusia dalam dunia kependidikan.