Festival Kampung Cempluk 2022 Hidupkan Budaya, Modal Berkompetisi di Level Internasional

Mahasiswa Asing Universitas Brawijaya (International Officer UB) (Foto/Admin Kampung Cempluk)

Festival Kampung Cempluk 2022 edisi ke-12 di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang resmi tergelar pada Minggu, 18 September 2022 kemarin.

Bupati Malang Drs. H. M. Sanusi, M.M.  meresmikan pembukaan Festival Kampung Cempluk tahun ini. Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang, Profesor Widodo pun turut hadir dalam acara pembukaan. Setelah acara pembukaan, berikutnya tergelar pawai budaya di sepanjang Jalan Raya Dieng Atas Kabupaten Malang.

Bupati Malang Drs. Sanusi Menyalakan Lampu Cempluk pada prosesi Manusuksima ,Foto (admin kampung cempluk )

Profesor Widodo sangat mengapresiasi dan menyambut positif Festival Kampung Cempluk.
“Saya melihat kegiatan ini sangat positif buat masyarakat untuk menghidupkan budaya setempat. Dan budaya setempat ini salah satu modal besar kalau kita  mau berkompetisi di level global,” ujar Prof Widodo, di Kampung Cempluk, Minggu (18/9/2022).

Prof Widodo mengatakan Universitas Brawijaya turut serta bersama Kampung Cempluk berkepentingan untuk bisa mengangkat budaya lokal, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi menjadi bagian penting untuk dipromosikan ke luar negeri.

Warga RT 7 RW 1 Membuat replika Lampu Cempluk Raksasa (foto/Admin Kampung Cempluk)

“Jadi ekspansi itu tidak hanya dari bidang militer, tapi ekspansi budaya dan tradisi ke luar negeri itu juga menjadi bagian penting, untuk meningkatkan keunggulan bangsa Indonesia,” terang Prof Widodo.

Dalam agenda festival ini pun, kampus UB mendelegasikan mahasiswa internasionalnya untuk hadir dan terlibat dalam Festival Kampung Cempluk 2022.

“Ya kita (UB) support kegiatan ini termasuk juga mahasiswa internasional kita, kita ajak ke sini untuk mengenalkan budaya lokal Indonesia biar orang luar negeri tidak hanya belajar teknologi di Indonesia, justru juga belajar budaya, sehingga budaya kita terbawa secara internasional. Mereka sebagai duta kita mengenalkan ke luar negeri,” papar Prof Widodo.

Prof Widodo (Rektor Universitas Brawijaya ) (foto/admin cempluk)

Prof Widodo juga sangat mendukung agar Kampung Cempluk menjadi kampung budaya dan kampung digital. “Kami berharap kampus UB juga bisa bersinergi mengembangkan Kampung Cempluk menjadi kampung digital dan kampung budaya,” tutup Prof Widodo.

Senada dengan hal tersebut, Hanafi Ridwan selaku Pembina Karang Taruna di Kampung Cempluk mengatakan bahwa tema Festival Kampung Cempluk 2022 adalah Urip Iku Urup.

“Spiritnya hidup itu seyogyanya memberikan makna, hidup itu harus lebih hidup ketika kita menghidupkan hidup itu sendiri. Memberikan kebermanfaatan bagi lingkungan tempat tinggal kita,” ujar Hanafi, di Kampung Cempluk, Minggu 18/9 2022.

Pada prosesi pembukaan tergelar pawai budaya yang diikuti 23 peserta dari lingkup Kampung Cempluk menampilkan penampilan tarian, musik, dan lain sebagainya.

“Jadi saya anggap yang ditampilkan itu sudah mengekspresikan kehidupan yang ada di Kampung Cempluk, bahwa kampung itu punya nilai lebih memiliki kebermanfaatan itu sendiri bagi masyarakat,” terang Wakil Komunitas Kampung Cempluk itu.

“Karnaval ini 85 persen warga  Cempluk sendiri dari14 RT dan 2 RW, secara swadaya dan mandiri mempersiapkan untuk menyambut perayaan ini. Festival ini bagian dari perayaan masyarakat  merespons secara berkebudayaan juga, mereka menampilkan kesenian terutama yang ada di Indonesia,” tambahnya.

Festival Kampung Cempluk 2022 berlangsung selama tujuh hari mulai dari tanggal 18 hingga 24 September 2022 dengan adanya panggung pementasan untuk penampilan musik, tarian, sastra, tari kolosal dan pantomim.

“Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya kita (Festival Kampung Cempluk) menggunakan tajuk pada tiap harinya, ada cempluk bergerak, cempluk bernyanyi, cempluk berbunyi itu tetap kita pertahankan, yang mana ini bagian dari ruang ekspresi untuk dieksplore teman kampung dan akademisi yang ada di sekitar wilayah Kampung Cempluk,” jelasnya.

Hanafi berharap dengan adanya Festival Kampung Cempluk 2022 ini bisa membangun dan memelihara budaya yang ada di Indonesia.

“Harapannya tetap terjaga spiritnya yang positif, memberi ruang produktif, memberi ekspresi bagi masyarakat khususnya, dan bisa menginspirasi kampung lain. Semoga Kampung Cempluk bisa menjadi ruang pendidikan yang utuh, bisa diakses oleh seluruh masyarakat, anak-anak maupun sesepuh, bahwa belajar tidak hanya di dalam ruang kelas,” tutup Hanafi.

Pin It