Kampung Cempluk Semakin Spektakuler

AGENDA  gelaran Festival Kampung Cempluk semakin spektakuler. Setelah sebelumnya musisi asal Hongaria turut memeriahkan acara kemarin (3/9), tak kurang 50 penggiat pencak silat Panca Manunggal turut ambil bagian. Penggiat pencak silat tersebut satu per satu tampil di atas panggung diiringi lagu-lagu khas Jawa Timur.
IMG_3674381318_3623156978348_241601014_n

“Tidak ada persiapan khusus menyambut Festival Kampung Cempluk, kami hanya latihan rutin satu minggu sekali,” ujar Nur Alim penanggung jawab pertunjukan Panca Manunggal. Anggota anggar pencak silat Panca Manunggal terdiri dari warga Lokandeng, Sumberejo, dan desa laiinya di Kalisongo. Rentang usia anggota berkisar antara 12 hingga 12-56 tahun. “Hanya sesepuh saja yang melakukan ritual khusus sebelum pagelaran ini. Selebihnya latihan seperti biasa,” ujar pria yang juga perangkat desa ini.
Meski sempat diwarnai listrik padam, tak mengurangi antusiasme penonton yang memadati panggung barat. Sebelum pertunjukan pencak silat Panca Manunggal, STK (Sanggar Tari dan Karawitan) Asri Kusuma Universitas Negeri Malang (UM) juga  mempertontonkan tariannya di depan para penonton. Mahasiswa penggiat tari ini memukau dengan tarian tradisionalnya.
Sedangkan di panggung sebelah timur juga ada pembacaan cerita anak dari pak Aziz yang sempat memukau anak-anak. Cerita yang merupakan fable atau cerita hewan ini disambut antusias oleh anak-anak.
Jika pengunjung ingin menikmati hiburan yang unik, pengunjung bisa memilih menikmati sensasi suasna seram di Rumah Hantu Kampung Cempluk. Cukup merogoh kocek Rp. 3 ribu rupiah pengunjung bisa leluasa menikmati suasana seram yang dibuat di atas rumah penduduk berbahan bambu.
Tak hanya itu, ada juga stand hypnoterapi yang membuka jasa menghilangkan phobia, trauma, bahkan masalah kesulitan belajar anak-anak. Dengan memungut biaya seikhlasnya, stand yang dikelola oleh dua orang itu ramai dikunjungi.
Belasan anak mengerumuni stand yang berlokasi di pos kamling itu. Melalui hypnoterapi, anak yang tidak menyukai pelajaran tertentu mampu diterapi sehingga menyukai pelajaran yang tadinya tidak disukai.
“Sebelum terapi saya tidak suka matematika, tetapi setelah ikut hipnoterapi jadi suka matemamtika,” ujar Dani Ardiansyah salah seorang pengunjung stand hipnoterapi.
Festival yang digelar sejak 29 Agustus hingga 9 September 2012 ini menampilkan puluhan jenis pertunjukan. Untuk agenda Rabu (5/9) pengunjung akan disuguhkan pertunjukan perkusi Garuda Putih Kolaborasi dan tari topeng SPJM Kota Malang. (winin)

Sumber: http://www.malang-post.com/tribunngalam/52841-kampung-cempluk-semakin-spektakuler

Pin It