Kampungku Serambi Negeriku

Menuju
“Festival Kampung Cempluk”

KAMPUNGKU, SERAMBI NEGERIKU

Oleh : M. Dwi Cahyono

A. Posisi dan Arti Penting Serambi

IMG_20180923_121403

Sebutan “serambi” pada rumah tinggal menunjuk pada bagian depan dari suatu bangunan rumah. Lantaran berada di bagian depan, maka serambi adalah yang paling awal terlihat, yang termula bisa dijumpai bila memasuki rumah tinggal Sambi oleh karenanya adalah pembawa citra bagi suatu rumah. Memang, serambi bukanlah bagian utama rumah, namun kualita rumah tinggal dari padangan luar justru tercermin awal pada serambinya.

Secara harafiah, kata “serambi” di dalam bahasa Indonesia — yang bersinonim dengan “beranda” — memiliki arti : selasar yang agak panjang dan bersambung dengan induk rumah — biasanya lebih rendah daripada nduk rumah (KBBI, 2002: 1045). Dalam bahasa Jawa Kuna dan Jawa Tengahan kata “serambi” tidak kedapatan Alih-alih, terdapat kata “saranbha” atau sarembha”, yang antara lain menunjuk arti pada : manjur dan menutupi segala suatu, pendahuluan arti ini tertambar pada posisi serambi, yang berada di bagian depan, bagian yang maju dan menutupi atau mendahului bangunan induk pada suatu rumah tinggal.

Pada rumah tinggal Jawa yang besar, kepunyaan kaum bangsawan, ningkrat ataupun terkemuka, serambi itu bahkan dibuat menjadi bangunan yang besar dan menjulang tinggi, yang lazim dinamai dengan “joglo”. Hanya dengan melihat serambinya yang berbentuk joglo itu, orang memperoleh info awal akan strata sosial dari pemiliknya. Serambi dengan demikian adalah cermin depan sekaligus citra awal dari rumah tinggal, yang karenanya musti tampil berwibawa (elegan). Pada serambi inilah pihak luar (baca “para tamu”) diterima, dijamu, dan kesan pertama darinya terhadap penghuni rumah beserta tempat tinggalnya diperoleh disini, yakni di serambi.

B. Kampung sebagai Serambi Negeri

Apabila suatu negeri di ibaratkan sebagai rumah tinggal bersama seluruh warga negeri (rakyat), berarti terdapat bagian integral sari negeri yang dapat diibaratkan sebagai “serambi negeri” Ada anggapan umum bahwa serambi negeri adalah ibu kita, utamanya adalah koridor-koridor utama ibukota. Desa dan kampyng-kampung yang ada di dalam suatu desa diposisikan sebagai ruang belakang, ibarat bagian dapur dari suatu rumah tinggal. Acap pula kampung diposisikan sekedar berada di pinggiran, sehingga dianggap tidak lebih penting dari pusat kota. Desa beserta kampung-kampunya hanyalah pelengkap untuk suatu daerah, yang malahan hanya merupakan “pelengkap penderita”.

Padahal, yang riil memiliki areal dan penduduk (baca ” Warga”) adalah desa beserta kampung- kampungnya Ajang dan sumber pendapatan daerah berada di das dan kampung-kampung tersebut. Kuat dan berjayanya daerah karenanya amat tergantung dari kerakyatan dan ketahanan desa beserta kampung-kampungnya. Lebih luas lagi, kuat negeri adalah akumulasi dari kekuatan daerah-daerah yang dinilai kokoh oleh desa dan kampung-kampungnya. Kampung-desa mustinya diposisikan di awal atau depan, pada bagian hulu negeri., bukan sebaliknya Menurut cara pandang yang demikian, cukup alasan untuk menyatakan “desa berdaya, kota berjaya” dan lebih luas lagi bisa dibilang “kampungku kuat, negeriku hebat”.

Cara pandang lama yang memposisikan desa/ kampung pada posisi belakang ibarat dapur, mestilah di reposisi dengan menempatkan desa) kampung pada depan ibarat serambi (beranda). Oleh karena itu, prioritas awal pembangunan negeri hanya nya kepada desa-desanya besarta kampung-kampunya. Tiada guna ibukota yang mewah dan mengaku bila desa-desa beserta kampung-kampungnya rapuh. Padahal, bagi suatu daerah — dan lebih luas lagi negeri, fondasi darinya terletak pada desa beserta kampung- kampungnya. Kenyataan menunjukkan bahwa kemegahab ibukota skedar etalase palsu akar keberdayaan daerah ataupun negeri, padahal sesungguhnya desa-desa dan kanpung-kampung pada mana warga daerah/negeri itu bermukim berada dalam kondisi memprihatinkan.

C Tema “Kampung sebagai Serambi Negeri”

Pada festival Kampung Cempluk yang ke-9 pada September 2019 mendatang, tema festival yang sengaja diangkatnya adalah “Kampung sebagai Serambi Negeri”. visi yang terkadang di dalam tema ini adalah ” Reposisi Kampung”, agar tak lagibdipisusikan di lini belakang dalam program pembangunan daerah dan negara. Kampung mestinya diposisikan di muka, ibarat “serambi daerah, serambi negeri”. Pada sisi lain, warga kampung hendaknya berdaya upaya total untuk mereposisikan kampung-kampungnya dari yang semula ditempatkan di belakang ke posisi muka. Suatu ikhtiar untuk “mengedepankan kampung”.

Sebagai areal dan kesatuan sosial tingkat mikro, memang kampung adalah “kecil”. Namun, yang kecil-kecil itu berjumlah amat banyak di suatu daerah, dan tentu amat banyak di wilayah negeri. Jika yang kuat hanya satu-dya atau sedikit desa/kampung, maka kekuatannya tak amat berarti bagi daerah atau negeri bersangkutan. Lain hal bila kampung-kampung yang menguat itu dalam jumlah hanya, tentu kontribusinya bagi kesentosaan daerah/negeri terbilang signifikan. Untuk itulah, gerakan pertama yang perlu untuk dikuatkan adalah “revitalisasi kampung”, lantas diperkukuh dengan memformulasikan jaringan (net) antar kampung, khususnya jejaring pada kampung-kampung yang bertetangga.

Kuat kampung yang telah berdaya hendaknya ” be kewajiban moral” untuk memberdayakan kampung tetangganya, tanpa (tan usah) kawatir bahwasanya keberdayaan kampung tetangga itu bakal menjadi kompetitor yang bisa memdegradasi kampungnya. Sebaliknya, lewat jaringan antar kampung niscaya terbangun “sinergi keberdayaan” sejumlah kampung bertetangga.Jejaring antar kampung adalah suatu ikhtiar membangun “uquah lintas kampung” atau memperkokoh “tali silaturrihm antar kampung” Demikianlah, “hubungan ketetanggaan antar kampung” adalah kata kunci untuk menghasilkan keberdayaan besama bagi sejumlah kampung. Kini tiba saatnya “kampung-kampung di kedepankan menhadi serambi negeri”.

Demikianlah kurang lebih maksud baik yang terkandung dalam tema “Kampungku, Serambi Negeriku”. Semoga kedepan sungguh-sungguh menjadi kenyataan, benar-benar terbuktikannya (papa kabhuktihi). Amin

Sang kalung, 31 Juli 2019
Griya Ajar CITEALEKHA

Pin It