Minggu Pagi adalah hari yang tentunya bagi setiap masyarakat baik di kampung,perkotaan semua mempunyai kegiatan yang beragam,berbeda hal nya dengan Ketua RW 1 ini, bernama Bapak Sutikno, selaku tokoh masyarakat yang memimpin satu RW di Sumberjo Kampung Cempluk, Tak lelah lelah nya untuk terus mengajak warganya membersihkan ligkungan serta menjaga kesadaran ber kehidupan di kampung dengan hangat dan bahagia.
Sutikno adalah sosok yang ngayomi serta mengutamakan aspirasi warganya bagaimana membangun kampung nya terutama RW 1 untuk bisa bergerak bangkit menghadirkan lingkungan kampungnya menjadi layak huni baik aspek kemasyarakatan serta aspek budaya. Hal ini beliau mulai mempersiapkan akan hadir nya gelaran KAMPUNG CEMPLUK FESTIVAL yang dalam tahun ini masuk di Satu Dasawarsa perjalanan Kampung Cempluk Festival ini. Kebetulan kesepakatan dari tokoh masyarakat se dusun,disepakati jika acara KCF ini bergantian dengan RW 2 secara tempatnya. Untuk Tahun genap di RW 1 dan Tahun Ganjil di RW 2.
Membersihkan Area seputar Balai RW 1 yang tentunya juga sebagai pintu utama gerbang masuk Desa Kalisongo,ini betul-betul mulai menjadi PR bagi Sutikno selaku Pemangku di RW 1. Karena juga disa pintu gerbang tersebut ada simbol IKON KAMPUNG CEMPLUK. Beliau betul-betul menjaga agar aspek artistik lingkungan di gerbang depan mulai di cicil untuk di rapikan ,di perbaiki serta di bersihkan guna menyambut perhelatan tahun depan dari hari raya kebudayaan kampung ini. Yang Jatuh rutin pada setiap bulan September tanggal 20 keatas.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut kemudian melahirkan relasi-relasi sosial baru yang mampu menembus ruang. Ruang yang dibentuk oleh relasi-relasi sosial tersebut mengakibatkan terciptanya kegiatan dalam memenuhi hubungan pertemanan dan ketetanggaan. Hal ini disebabkan ruang sebenarnya bukan sekedar tempat tinggal saja melainkan tempat berkembangnya norma-norma dan nilai-nilai sosial yang membentuk pengetahuan, sikap serta tindakan baik yang bersifat individu maupun kelompok. Oleh sebab itu, masyarakat membuat konstruksi sosial tentang ruang tempat tinggalnya. Dengan adanya hal tersebut maka masyarakat akan mudah menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di ruang tempat tinggal mereka serta dapat mengelola kehidupan sosialnya sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang terbentuk dan disepakati melalui ikatan ruang yang dikembangkan sesuai dengan hakikatnya, dalam hubungan ini untuk menopang kehidupan masyarakat pendukungnya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah (Picard, 2006: 247-249).