Tidak terasa, Semarak kebahagian KCF 8 tanggal 23 sd 27 september 2018 sudah di depan mata. Tentunya banyak hal yang sudah dilalui. Tumpah ruah suka cita dan sajian seni budaya menjadi satu dalam momentum yang kami nantikan setiap tahunnya. Jika boleh berujar, kami menyebut mometum ini sebagai hari raya kebahagiaan yang bisa dinikmati oleh siapapun. Tidak hanya untuk warga kampng cempluk, tapi bagi siapapun yang datang dan bersuka cita dalam momentum ini.
Bagaimanapun, kampung bukan hanya ruang mati. Namun ada kehidupan yang mengalir dalam ruang dan waktu. Ada rasa yang harus dibagi, ada ide-ide yang terus berkembang, ada banyak hal yang membuat kampung menjadi ruang yang hidup dan punya spirit kebersamaan yang menarik. Mungkin KCF sebelum-sebelumnya bisa jadi retrospeksi sehingga festival ini cukup menjadi ruang yang terbuka bagi siapapun untuk berbagi kebahagiaan.
Dibalik semua itu, rasa-rasanya belum cukup jika masih ada eksklusifitas yang terjadi dalam festival ini. Belum cukup jika masih ada peminggiran terhadap kalangan tertentu yang tidak bisa menikmati hari raya kebahagiaan ini. Jika masih ada hal-hal tersebut, KCF tidak bisa lagi dikatakan sebagai ruang untuk merayakan hari raya kebahagiaan yang bisa dinikmati oleh siapapun. Untuk itu, ijinkan kami berbenah dan berusaha menjadikan ruang inklusif dalam KCF 8.
Kali ini, KCF 8 berusaha menciptakan inklusifitas, salah satunya untuk kawan—kawan difabel agar bisa sama-sama berbagi kebahagiaan bersama. Kami akan sediakan kemudahan akses parkir untuk kawan-kawan tuna daksa, interpreter bahasa isyarat yang mendampingi MC, dan beberapa hal yang mungkin bisa membuat kawan difabel lebih mudah untuk mengakses festival kampung cempluk ini.
Bukan lagi berbicara soal simpati atau empati. Bukan berbicara mampu atau tidak mampu, tapi ini soal kesetaraan untuk bisa berbagi kebahagiaan.
MARI BERBAGI, AYO INKLUSI!