Panggung 1 festival Kampung Cempluk malam tadi (26/09) telah menjadi ajang pembuktian bahwa musik keroncong bukanlah musiknya orang-orang sepuh dan kadaluarsa saja…
Delapan anak muda dalam dandanan trendi masa kini naik ke panggung dengan membawa alat musiknya masing-masing. Setelah memperkenalkan dirinya pada para pengunjung, hentakan lagu pertama yang disajikan langsung membuat hadirin seolah terkesima dan riuh bertepuk tangan.
Itulah grup asal Surabaya yang menamakan dirinya “Kroncong Liwet”.
Tanpa meninggalkan kaidah-kaidah musikalitas Keroncong, masih tetap dengan cuk, okulele, biola dan cello, musik mereka terdengar begitu atraktif dan mengasyikkan.
Lagu keroncong asli seperti Bengawan Solo dan Gambang Semarang, lagu latin nya Santana, jazz nya Al Jeareau bahkan lagu pop tanah air semua dilahap habis dalam sajian keroncong gaya mereka.
Hal penting yang bisa dicatat adalah seluruh penonton yang sebagian besar anak-anak muda ternyata mampu juga terbius oleh musik yang namanya musik keroncong, sebuah genre musik yang seolah terpinggirkan dikalangan kaum muda bangsa ini.
Entah sadar atau tidak, tak sedikit yang berdecak kagum sambil geleng-geleng kepala sembari mengangkat tangan tinggi-tinggi bertepuk tangan memberi aplaus.
Jadi…, bagi anak-anak muda yang sudah terlanjur menutup mata dan telinga untuk musik keroncong pasti salah besar bila melewatkan grup yang satu ini. (-MF-)
Sumber :http://malangflash.com/?show=lYR6lMQRVrbJ